Rabu, 24 September 2014

SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN



SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN



A.   Sistem Operasi Dan Pemeliharaan
Untuk dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan maka sebelum melaksanakan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan diperlukan perencanaan, pemrograman dan perhitungan biaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Gambar 1. Sistem Operasi dan Pemeliharaan Aset

Perencanaan dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan drainase pada dasarnya sama dengan perencanaan yang dilaksanakan dalam kegiatan alam pada bidang-bidang yang lain, yaitu merencanakan/ mendayagunakan  sumber-sumber  daya / resources yang berupa manusia, material, peralatan, uang, dan metode. 

B.    Definisi Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja saluran sesuai dengan desain rencana dimana besar kecilnya pekerjaan didasarkan pada laporan hasil inspeksi (Balitbang PU, 2008, h.2).

Pemeliharaan adalah semua pekerjaan rutin dan berulang yang diperlukan untuk memelihara suatu fasilitas, misalnya suatu saluran, struktur, fasilitas penyimpanan, dll. Dalam kondisi seperti ini memungkinkan untuk digunakan pada kapasitas aslinya atau kapasitas rancangannya dan efisiensinya.

Pemeliharaan dari pekerjaan drainase kota dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
a)    Pemeliharaan Pencegahan
Ini meliputi semua aktivitas yang dilaksanakan untuk memelihara fungsi optimum dari suatu fasilitas dan komponen-komponennya menurut suatu program pro-jadwal/pre-scheduled. Pemeliharaan pencegahan meliputi: Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala dan Pekerjaan Reparasi ( Overhauling alat – alat berat ).

b)   Pemeliharaan Koreksi
Tindakan ini dilaksanakan untuk mencegah munculnya kembali kegagalan dan kerusakan suatu fasilitas. Aktivitas ini diambil atas dasar dari suatu analisa dari kegagalan sebelumnya. Pemeliharaan Koreksi bisa meliputi: Pemeliharaan Khusus, Rehabilitasi, Perbaikan Kapasitas (Normalisasi).

Pemeliharaan Keadaan darurat
Aktivitas ini meliputi pekerjaan mendesak dimana dibutuhkan sebagai hasil dari kegagalan suatu komponen sistem saluran dalam kaitan dengan runtuhnya dinding saluran, erosi, robohnya struktur, dll.

C.    Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan drainase dapat digambarkan menurut sketsa diatas berikut yang terdiri atas empat bagian:

Gambar 2. Pemeliharaan Aset Drainase



C.1  Inspeksi
Gambar 3. Inspeksi Drainase

1)  Inventarisasi sarana drainase, dan dokumentasi atas hasil inventarisasi tersebut. Misalnya : panjang saluran, penampang melintang pada beberapa tempat, keberadaan gorong-gorong, kondisi pintu air, atau kesiapan pompa-pompa yang ada.

2)  Inventarisasi peralatan atau prasarana yang menunjang kegiatan perbaikan dan perawatan, misalnya : alat berat untuk pembersih lumpur,pompa sementara, gambar-gambar yang menunjukkan keberadaan saluran, dsb. 

3)  Inventarisasi peran serta masyarakat yang dapat diharapkan dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan, misalnya : untuk pembersihan saluran secara rutin, pengawasan untuk mencegah pembuangan sampah ke badan saluran.

4)   Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Misalnya: pengedukan dan perbaikan tanggul yang rusak. Bilamana ada hambatan, seperti bangunan yang ada diantara saluran atau diatas sarana drainase yang ada, maka hubungi instansi yang terkait, atau misalnya Dinas Tata Kota, untuk membantu memecahkan permasalahannya.

5)    Menilai  sampai  sejauh  mana  kepatuhan  masyarakat atas peraturan yang berlaku, apakah masih banyak penduduk yang membangun kios atau tempat tinggal di bantaran sungai atau saluran.

6)      Mencatat  sampai   sejauh   mana  ada  kerja  sama  dengan pemeliharaan prasarana kota lain, seperti misalnya masihkah para penyapu jalan raya, memasukkan hasil sapuannya ke dalam saluran.


Dalam kegiatan inspeksi sarana dan prasarana drainase, pencatatan yang dilakukan meliputi:
(a)      Saluran Terbuka
Hal-hal yang dicatat pada saluran terbuka adalah ukuran, jenis konstruksi, dan keadaan saluran. Kemudian  mengisi formulir dokumentasi yang ada.

(b)      Saluran Tertutup
Sama dengan pencatatan untuk Inspeksi pada saluran terbuka, hanya pada saluran tertutup ini lebih sukar pelaksanaannya, karena pemeriksa harus merangkak masuk ke dalam saluran melalui bak kontrol (man-hole) dan melihat ke dalam saluran tertutup tersebut dengan diperlengkapi lampu sorot yang kuat. Sebelum memasuki saluran tersebut, perlu  dilakukan beberapa tindakan pengamanan, agar tidak timbul kecelakaan. Bila saluran tertutup ini amat kecil ukurannya, sehingga tak dapat dimasuki oleh Inspektur, maka bagian dalam saluran dapat diperiksa dengan mempergunakan cermin dengan pengaturan ada cermin yang menyorotkan cahaya, ada yang menerima gambar.
Gambar 4. Pengamatan dan Pencatatan
(c)       Gorong-gorong
Pada dasarnya inspeksi terhadap gorong-gorong ini sama halnya dengan pemeriksaan terhadap saluran tertutup seperti yang diuraikan tersebut diatas. Dalam inspeksi gorong-gorong, diperlukan tindakan pengamanan lalu linlas, maupun pengamanan pihak pekerja sendiri terhadap kendaraan yang lewat. Rambu-rambu dengan cat yang jelas, atau blok beton bilamana lalu lintas amat padat dan jalannya kendaraan cukup kencang.
Gambar 4. Inspeksi gorong-gorong

(d)      Man Hole
Sama halnya dengan inlet saluran, maka man hole juga perlu diberi nomor, agar dapat didokumentasikan dengan cermat.

(e)      Kendaraan Truk dan Alat Berat
Pemeriksaan truk merupakan hal yang rutin, seperti kendaraan lain pada umumnya, contoh pemeriksaan pada : keausan roda, keadaan rem, jadwal penggantian oli, dan kelengkapan perlengkapan kendaraan lainnya.
Gambar 5. Pengecekan Truk Pengangkut dan Alat Berat








(f)       Tenaga Kerja
Hal penting adalah jumlah, kualifikasi dan pengaturan tenaga kerja yang ada atau yang perlu direkrut. Pada kegiatan inspeksi ini pencatatan juga dilakukan terhadap produktivitas dan jadwal kerja tenaga yang ada dan yang akan direkrut.
Gambar 6. Kompetensi Tenaga Kerja

C.2  Dokumentasi
Dokumentasi adalah upaya untuk mencatat hasil-hasil dari inspeksi sistim drainase perkotaan. Dokumentasi ini memerlukan suatu peta yang memperlihatkan lokasi seluruh sistem saluran dan bangunan pelengkapnya. Untuk kepentingan pencatatan ini, sebaiknya seluruh sistem saluran dan  bangunan pelengkap yang ada diberi nama atau nomor sehingga keadaan dari sarana dan prasarana yang ada dapat dicatat dalam suatu tabel.
Gambar 7. Dokumentasi

Kegiatan utama dokumentasi meliputi :
a)     Nomor saluran diberikan pada bagian hulu sampai hilir dari saluran sehingga dengan demikian dapat ditetapkan juga arah aliran, yaitu dari nomor hulu ke nomor hilir.
b)    Ukuran saluran dicatat sebagai ukuran rata-rata, karena ukuran saluran kadang-kadang tidak seragam, terutama pada saluran berdinding tanah.
c)     Jenis saluran, baik berupa saluran terbuka tanpa pelapis dinding, dengan pasangan batu kali atau beton, maupun saluran yang terlutup atau berbentuk pipa.
d)    Keterangan lain, dimaksud unluk menjelaskan keadaan dari saluran tersebut. Seperti misalnya endapan yang ada didasar saluran, ada atau tidaknya sampah yang dibuang ke dalam saluran, banyaknya endapan yang harus dibersihkan. kerusakan tanggul, lokasinya, jenis kerusakan, perbaikan yang mungkin dilakukan, bangunan yang menghambat aliran. 
 Gambar 8. Kegiatan Utama Dokumentasi
D.   Pokok Perhatian
Sistem pemeliharaan drainase merupakan masalah pokok yang harus diperhatikan agar sistem drainase dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pokok utama yang menjadi perhatian meliputi:
a)    Stuktur Organisasi Pengolaan/ Pemeliharaan.
Keorganisasian ini memberikan keluasan dan tanggung jawab kerja setiap bagian dalam susunan struktur organisasi.
b)   Koordinasi Antar Instansi
Adanya koordinasi antara pihak PLP dengan instansi lain yang terkait misalnya dengan Telkom, PLN, atau PAM untuk hal pekerjan pemasangan jaringan bawah tanah sehingga masing-masing dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
c)    Adanya Dana yang Cukup
Dana yang tersedia selain dapat diperuntukan pembangunan jaringan baru juga diperuntukan pemeliharaan dan perbaikan jika ada yang rusak dan perlu segera diperbaiki.
d)   Pemeriksaan Secara Periodik
Senantiasa diadakan pemeriksaan secara periodik dan pada saat-saat tertentu - misalnya setelah terjadi hujan lebat sehingga, jika ada kerusakan dapat segera diketahui dan secepatnya diperbaiki terutama pada tempat-tempat yang rawan (seperti daerah-daerah yang struktur tanahnya kurang baik atau saluran pada daerah padat lalulintas).
e)    Pembersihan Secara Periodik.
Pembersihan saluran secara periodik terutama pada daerah-daerah  yang agak datar untuk menghindari adanya endapan lumpur, pasir atau sampah di gorong-gorong.
f)      Penyuluhan
Team operasi pemeliharaan harus dapat memberikan pengertian kepada masyarakat agar mengetahui fungsi saluran drainase sehingga dapat berperan serta dalam pemeliharaan dan menjaga kelangsungan fungsi sistem drainase.

 
Gambar 9. Pokok Perhatian Utama



Gambar 10. Kegiatan Pemeliharaan Drainase


E.    Organisasi  Operasi Dan Pemeliharaan Drainase
Pengelompokkan kegiatan organisasi operasi dan pemeliharaan berdasarkan tanggungjawab pengelolanya yaitu:
1)    Operasi dan pemeliharaan jaringan drainase utama (major drainage system) yang merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Tingkat II meliputi :
·                Saluran primer
·                Saluran sekunder
·                Saluran tersier
·                Dan bangunan-bangunan pelengkapnya.

2)    Operasi dan pemeliharaan jaringan drainase lokal (minor drainage system) dikelola oleh masyarakat di lingkungan yang  bersangkutan. Yang termasuk dalam jaringan ini adalah :
·  Saluran kuarter dan yang lebih kecil
·  Saluran-saluran di dalam komplek perumahan, real-estate, kawasan pabrik dll, berikut bangunan-bangunan pelengkapnya.
Untuk menjaga agar pembagian daerah dan tanggung jawab pengelolaan tidak menimbulkan hambatan, perlu batas-batas yang jelas daerah wewenangnya masing-masing, dan program serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan.
Tabel 1
Rujukan
Kementerian Pekerjaan Umum  (2001), Panduan  Dan  Petunjuk  Praktis Pengelolaan  Drainase  Perkotaan, Bandung.
Kementerian Pekerjaan Umum  (2004), Pedoman Pengoperasian Dan Pemeliharaan Saluran Drainase Perkotaan, Bandung.
Balitbang Pekerjaan Umum (2001), Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan, Bandung.

4 komentar: