EVALUASI PERMASALAHAN SISTEM DRAINASE
JALAN Dr. DJUNJUNAN,
KOTA BANDUNG
Seiring dengan pertumbuhan
penduduk perkotaan yang amat pesat di Kota Bandung, permasalahan drainase
semakin meningkat pula pada umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan
sarana perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan
sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga
tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan
drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM
dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Land Acquisation (pembebasan lahan), Construction (konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance (pemeliharaan), serta
ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.
Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana
maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan permasalahan
sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.
Sistem jaringan drainase
merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam pengembangan wilayah perkotaan, agar
kota dapat terlihat lebih indah, bersih, tertata dan bebas dari genangan
banjir. Sistem jaringan drainase perkotaan yang tidak baik akan merugikan kota
dan masyarakat, karena mengganggu lingkungan, menghambat transportasi,
mengganggu kesehatan dan memberikan dampak buruk terhadap sosial dan ekonomi.
Untuk mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan aset drainase sesuai dengan
rencana pembangunan, perlu dilakukan usaha-usaha pengelolaan operasi, pemeliharaan
dan penanganan yang harus direncanakan dengan baik terhadap aset-aset drainase
yang ada di kota Bandung sehingga mampu berfungsi secara optimal dalam
mengendalikan genangan dan kelebihan air
permukaan tanah yang mengakibatkan banjir.
Kota Bandung sebagai salah satu kota besar yang kerap kali mengalami
banjir. Penyebab permasalahan banjir yang melanda Kota Bandung ini merupakan
hal yang tipikal pada beberapa wilayah di Kota Bandung, yaitu alih fungsi lahan
yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat akibat pembangunan yang masih terus
dilakukan, kondisi topografi Kota Bandung yang terletak pada wilayah yang
relatif datar dan cekungan seperti mangkuk serta saluran drainase yang sudah tidak
mampu menampung air hujan akibat sedimentasi dan sampah. Salah satu contohnya
adalah Jalan Dr. Djunjunan, yang didalamnya terdapat sistem tata air Jalan Dr. Djunjunan, yang masih mengalami permasalahan banjir. Banjir pada kawasan
ini disebabkan oleh saluran yang ada pada sistem drainase Jalan Dr. Djunjunan
sudah tidak mampu menampung air hujan sehingga air hujan melimpas ke jalan.
Kondisi ini diperburuk dengan berkurangnya kapasitas saluran akibat
sedimentasi, sampah, dan penyempitan saluran yang terjadi karena perubahan
fungsi lahan oleh masyarakat. Untuk mengangani permasalahan banjir di Jalan Dr. Djunjunan, ini perlu ditinjau kondisi eksisting saluran secara
keseluruhan, yaitu dengan melakukan evaluasi kondisi eksisting sehingga dapat
diajukan beberapa alternatif pemecahan masalah banjir di Jalan Dr. DjunjunanHasil evaluasi menunjukkan bahwa permasalahan-permaaslahan tersebut menyebabkan
perbedaan debit antara limpasan yang terjadi dan eksisting, sehingga saluran
tidak cukup lagi mengalirkan air hujan pada kondisi saat ini.
Gambar
1. Penyebab dan Permasalahan Drainase di Jalan Dr. Djunjunan, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar