SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN
Untuk dapat memperoleh hasil seperti yang
diharapkan maka sebelum melaksanakan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
diperlukan perencanaan, pemrograman dan perhitungan biaya untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut.
Gambar
1. Sistem Operasi dan Pemeliharaan Aset
Perencanaan
dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan drainase pada dasarnya sama dengan
perencanaan yang dilaksanakan dalam kegiatan alam pada bidang-bidang yang lain,
yaitu merencanakan/ mendayagunakan
sumber-sumber daya / resources
yang berupa manusia, material, peralatan, uang, dan metode.
B. Definisi
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki kinerja saluran sesuai dengan desain rencana dimana
besar kecilnya pekerjaan didasarkan pada laporan hasil inspeksi (Balitbang PU,
2008, h.2).
Pemeliharaan adalah semua pekerjaan rutin
dan berulang yang diperlukan untuk memelihara suatu fasilitas, misalnya suatu
saluran, struktur, fasilitas penyimpanan, dll. Dalam kondisi seperti ini
memungkinkan untuk digunakan pada kapasitas aslinya atau kapasitas rancangannya
dan efisiensinya.
Pemeliharaan dari pekerjaan drainase kota
dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
a) Pemeliharaan
Pencegahan
Ini meliputi semua aktivitas yang
dilaksanakan untuk memelihara fungsi optimum dari suatu fasilitas dan
komponen-komponennya menurut suatu program pro-jadwal/pre-scheduled. Pemeliharaan pencegahan meliputi: Pemeliharaan
Rutin, Pemeliharaan Berkala dan Pekerjaan Reparasi ( Overhauling alat – alat berat ).
b) Pemeliharaan
Koreksi
Tindakan ini dilaksanakan untuk mencegah
munculnya kembali kegagalan dan kerusakan suatu fasilitas. Aktivitas ini
diambil atas dasar dari suatu analisa dari kegagalan sebelumnya. Pemeliharaan
Koreksi bisa meliputi: Pemeliharaan Khusus, Rehabilitasi, Perbaikan Kapasitas
(Normalisasi).
Pemeliharaan Keadaan darurat
Aktivitas ini meliputi pekerjaan mendesak
dimana dibutuhkan sebagai hasil dari kegagalan suatu komponen sistem saluran
dalam kaitan dengan runtuhnya dinding saluran, erosi, robohnya struktur, dll.
C. Kegiatan
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan drainase dapat
digambarkan menurut sketsa diatas berikut yang terdiri atas empat bagian:
Gambar 2.
Pemeliharaan Aset Drainase
C.1 Inspeksi
Gambar 3.
Inspeksi Drainase
1) Inventarisasi
sarana drainase, dan dokumentasi atas hasil inventarisasi tersebut. Misalnya :
panjang saluran, penampang melintang pada beberapa tempat, keberadaan
gorong-gorong, kondisi pintu air, atau kesiapan pompa-pompa yang ada.
2) Inventarisasi peralatan atau prasarana yang menunjang kegiatan perbaikan dan perawatan, misalnya : alat berat untuk pembersih lumpur,pompa sementara, gambar-gambar yang menunjukkan keberadaan saluran, dsb.
3) Inventarisasi peran serta masyarakat yang dapat diharapkan dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan, misalnya : untuk pembersihan saluran secara rutin, pengawasan untuk mencegah pembuangan sampah ke badan saluran.
4) Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Misalnya: pengedukan dan perbaikan tanggul yang rusak. Bilamana ada hambatan, seperti bangunan yang ada diantara saluran atau diatas sarana drainase yang ada, maka hubungi instansi yang terkait, atau misalnya Dinas Tata Kota, untuk membantu memecahkan permasalahannya.
5) Menilai sampai sejauh mana kepatuhan masyarakat atas peraturan yang berlaku, apakah masih banyak penduduk yang membangun kios atau tempat tinggal di bantaran sungai atau saluran.
6) Mencatat sampai sejauh mana ada kerja sama dengan pemeliharaan prasarana kota lain, seperti misalnya masihkah para penyapu jalan raya, memasukkan hasil sapuannya ke dalam saluran.
2) Inventarisasi peralatan atau prasarana yang menunjang kegiatan perbaikan dan perawatan, misalnya : alat berat untuk pembersih lumpur,pompa sementara, gambar-gambar yang menunjukkan keberadaan saluran, dsb.
3) Inventarisasi peran serta masyarakat yang dapat diharapkan dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan, misalnya : untuk pembersihan saluran secara rutin, pengawasan untuk mencegah pembuangan sampah ke badan saluran.
4) Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan, Misalnya: pengedukan dan perbaikan tanggul yang rusak. Bilamana ada hambatan, seperti bangunan yang ada diantara saluran atau diatas sarana drainase yang ada, maka hubungi instansi yang terkait, atau misalnya Dinas Tata Kota, untuk membantu memecahkan permasalahannya.
5) Menilai sampai sejauh mana kepatuhan masyarakat atas peraturan yang berlaku, apakah masih banyak penduduk yang membangun kios atau tempat tinggal di bantaran sungai atau saluran.
6) Mencatat sampai sejauh mana ada kerja sama dengan pemeliharaan prasarana kota lain, seperti misalnya masihkah para penyapu jalan raya, memasukkan hasil sapuannya ke dalam saluran.
Dalam kegiatan inspeksi sarana dan
prasarana drainase, pencatatan yang dilakukan meliputi:
(a) Saluran
Terbuka
Hal-hal yang dicatat pada saluran terbuka
adalah ukuran, jenis konstruksi, dan keadaan saluran. Kemudian mengisi formulir dokumentasi yang ada.
(b) Saluran
Tertutup
Sama dengan pencatatan untuk Inspeksi pada
saluran terbuka, hanya pada saluran tertutup ini lebih sukar pelaksanaannya, karena
pemeriksa harus merangkak masuk ke dalam saluran melalui bak kontrol (man-hole)
dan melihat ke dalam saluran tertutup tersebut dengan diperlengkapi lampu sorot
yang kuat. Sebelum memasuki saluran tersebut, perlu dilakukan beberapa tindakan pengamanan, agar
tidak timbul kecelakaan. Bila saluran tertutup ini amat kecil ukurannya,
sehingga tak dapat dimasuki oleh Inspektur, maka bagian dalam saluran dapat
diperiksa dengan mempergunakan cermin dengan pengaturan ada cermin yang menyorotkan
cahaya, ada yang menerima gambar.
Gambar 4.
Pengamatan dan Pencatatan
(c) Gorong-gorong
Pada dasarnya inspeksi terhadap
gorong-gorong ini sama halnya dengan pemeriksaan terhadap saluran tertutup
seperti yang diuraikan tersebut diatas. Dalam inspeksi gorong-gorong, diperlukan
tindakan pengamanan lalu linlas, maupun pengamanan pihak pekerja sendiri terhadap
kendaraan yang lewat. Rambu-rambu dengan cat yang jelas, atau blok beton
bilamana lalu lintas amat padat dan jalannya kendaraan cukup kencang.
Gambar 4.
Inspeksi gorong-gorong
(d) Man
Hole
Sama halnya dengan inlet saluran, maka man
hole juga perlu diberi nomor, agar dapat didokumentasikan dengan cermat.
(e) Kendaraan
Truk dan Alat Berat
Pemeriksaan truk merupakan hal yang rutin,
seperti kendaraan lain pada umumnya, contoh pemeriksaan pada : keausan roda,
keadaan rem, jadwal penggantian oli, dan kelengkapan perlengkapan kendaraan
lainnya.
Gambar 5.
Pengecekan Truk Pengangkut dan Alat Berat
(f) Tenaga
Kerja
Hal penting adalah jumlah, kualifikasi dan
pengaturan tenaga kerja yang ada atau yang perlu direkrut. Pada kegiatan
inspeksi ini pencatatan juga dilakukan terhadap produktivitas dan jadwal kerja
tenaga yang ada dan yang akan direkrut.
Gambar 6.
Kompetensi Tenaga Kerja
C.2 Dokumentasi
Dokumentasi adalah upaya untuk mencatat
hasil-hasil dari inspeksi sistim drainase perkotaan. Dokumentasi ini memerlukan
suatu peta yang memperlihatkan lokasi seluruh sistem saluran dan bangunan
pelengkapnya. Untuk kepentingan pencatatan ini, sebaiknya seluruh sistem
saluran dan bangunan pelengkap yang ada
diberi nama atau nomor sehingga keadaan dari sarana dan prasarana yang ada
dapat dicatat dalam suatu tabel.
Gambar 7.
Dokumentasi
Kegiatan
utama dokumentasi meliputi :
a) Nomor
saluran diberikan pada bagian hulu sampai hilir dari saluran sehingga dengan
demikian dapat ditetapkan juga arah aliran, yaitu dari nomor hulu ke nomor
hilir.
b) Ukuran
saluran dicatat sebagai ukuran rata-rata, karena ukuran saluran kadang-kadang
tidak seragam, terutama pada saluran berdinding tanah.
c) Jenis
saluran, baik berupa saluran terbuka tanpa pelapis dinding, dengan pasangan
batu kali atau beton, maupun saluran yang terlutup atau berbentuk pipa.
d) Keterangan
lain, dimaksud unluk menjelaskan keadaan dari saluran tersebut. Seperti
misalnya endapan yang ada didasar saluran, ada atau tidaknya sampah yang
dibuang ke dalam saluran, banyaknya endapan yang harus dibersihkan. kerusakan
tanggul, lokasinya, jenis kerusakan, perbaikan yang mungkin dilakukan, bangunan
yang menghambat aliran.
Gambar 8. Kegiatan Utama Dokumentasi
D. Pokok
Perhatian
Sistem pemeliharaan drainase merupakan
masalah pokok yang harus diperhatikan agar sistem drainase dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Pokok utama yang menjadi perhatian meliputi:
a)
Stuktur
Organisasi Pengolaan/ Pemeliharaan.
Keorganisasian ini memberikan keluasan dan
tanggung jawab kerja setiap bagian dalam susunan struktur organisasi.
b)
Koordinasi
Antar Instansi
Adanya koordinasi antara pihak PLP dengan
instansi lain yang terkait misalnya dengan Telkom, PLN, atau PAM untuk hal
pekerjan pemasangan jaringan bawah tanah sehingga masing-masing dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.
c)
Adanya
Dana yang Cukup
Dana yang tersedia selain dapat
diperuntukan pembangunan jaringan baru juga diperuntukan pemeliharaan dan
perbaikan jika ada yang rusak dan perlu segera diperbaiki.
d)
Pemeriksaan
Secara Periodik
Senantiasa diadakan pemeriksaan secara
periodik dan pada saat-saat tertentu - misalnya setelah terjadi hujan lebat
sehingga, jika ada kerusakan dapat segera diketahui dan secepatnya diperbaiki
terutama pada tempat-tempat yang rawan (seperti daerah-daerah yang struktur tanahnya
kurang baik atau saluran pada daerah padat lalulintas).
e) Pembersihan
Secara Periodik.
Pembersihan
saluran secara periodik terutama pada daerah-daerah yang agak datar untuk menghindari adanya
endapan lumpur, pasir atau sampah di gorong-gorong.
f) Penyuluhan
Team
operasi pemeliharaan harus dapat memberikan pengertian kepada masyarakat agar
mengetahui fungsi saluran drainase sehingga dapat berperan serta dalam
pemeliharaan dan menjaga kelangsungan fungsi sistem drainase.
Gambar 9. Pokok Perhatian Utama
Gambar 10. Kegiatan Pemeliharaan Drainase
E. Organisasi Operasi Dan Pemeliharaan Drainase
Pengelompokkan kegiatan organisasi operasi
dan pemeliharaan berdasarkan tanggungjawab pengelolanya yaitu:
1)
Operasi
dan pemeliharaan jaringan drainase utama (major
drainage system) yang merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Tingkat II
meliputi :
·
Saluran
primer
·
Saluran
sekunder
·
Saluran
tersier
·
Dan
bangunan-bangunan pelengkapnya.
2)
Operasi
dan pemeliharaan jaringan drainase lokal (minor
drainage system) dikelola oleh masyarakat di lingkungan yang bersangkutan. Yang termasuk dalam jaringan
ini adalah :
· Saluran kuarter dan yang lebih kecil
· Saluran-saluran di dalam komplek perumahan,
real-estate, kawasan pabrik dll, berikut bangunan-bangunan pelengkapnya.
Untuk menjaga agar pembagian daerah dan
tanggung jawab pengelolaan tidak menimbulkan hambatan, perlu batas-batas yang
jelas daerah wewenangnya masing-masing, dan program serta koordinasi
pelaksanaan pekerjaan.
Tabel
1
Rujukan
Kementerian Pekerjaan Umum
(2001), Panduan Dan Petunjuk
Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Bandung.
Kementerian Pekerjaan Umum
(2004), Pedoman Pengoperasian Dan Pemeliharaan Saluran Drainase
Perkotaan, Bandung.
Balitbang Pekerjaan Umum (2001), Inspeksi Dan
Pemeliharaan Drainase Jalan, Bandung.